Kamis, 24 November 2011

Bimbang Chap. 8

Suatu waktu pernah saya bertanya dalam hati saya kepada pendahulu dan guru saya, "Gie saya salah apa, hingga saya harus terlahir di masa yang sangat kacau kerontang yang isinya hanya dipenuhi oleh orang - orang egois dan munafik??" Pertanyaan itu terus mengganggu, bahkan membuat saya ingin menyerah. Tapi di satu sisi, saya sudah berada pada setengah perjalanan saya menuju garis finish dengan menggunakan biaya yang banyak, waktu yang takkan pernah kembali, dan raga yang telah usang. Bimbang tapi meyakinkan, berujung pada sebuah "Galausiotis" (sebuah penyakit yang paling sering dirasakan anak - anak perubahan jaman). Antara sial dan mujur. Kembali hanyut terbawa arus tanpa tahu arah, tujuan dan ujung dari sungai perubahan.

Kamis, 24 November 2011
Ini belum selesai, masih berlanjut...

Jumat, 11 November 2011

Kisah Cinta Chap. 7

        Ini merupakan kisah cintaku yang keberapa, entah saya lupa. Karena memang mudah sekali bagi saya untuk tertarik kepada perempuan, hal yang wajar karena saya laki - laki. Namun hanya beberapa yang jadi, sisanya entah kelaut mana saya membuangnya. Beberapa merupakan kisah yang patut saya masukan cerita, sisanya cukup jadi kisah sinetron yang membuatku sendiri sebenarnya jarang meliriknya sedikitpun. Tapi yah mau bagaimanapun juga takdirlah yang membawaku hingga sekarang ini. Tanpa adanya kisah yang lalu, maka tak ada diri saya yang sekarang. Diri saya yang sekarang jauh lebih terjaga, karena ada penjaga yang selalu setia menjaga, khawatir, dan bahkan curiga untuk saya yang memang patut dibegitukan, karena menurut dia mungkin saya adalah buaya yang tak pernah kenyang. -__-"a

        Sedih tidak, lebih tepatnya mendekati frustasi karena memiliki penjaga yang galaknya ngalahin monyetnya pak rahmat, yang saya sendiri tak tahu siapa lagi itu pak Rahmat dan apa dia memiliki monyet yang galak saya tidak tahu. Karena saya juga boleh mengarang.

Berikut saya perkenalkan penjaga saya berikut CV-nya :
CV
 Nama : Zaskia Wiedya Siapa gitu deh
TTL : Tempatnya saya lupa, hanya tanggal yang saya ingat 20 Oktober 1991
Kuliah : Sama dengan saya, kami hanya dibedakan ruang dan waktu saja dalam kuliah
*Kelupaan saya memang saya sengaja, karena memang namanya yang cukup panjang.

        Pertama bertemu, kami berdua sedang ada acara di kampus tempat kami berdua kuliah. Saat itu sedang diadakan OSMA, karena kami mahasiswa baru. Pertama melihat dia saya tidak merasakan apa - apa, karena yang saya lihat tembok di sebelahnya. Namun akhirnya saya menyadarinya juga, betapa nikmatnya kalau saya bisa duduk di kursi yang ada di hadapannya waktu itu, karena saya cukup lelah berdiri terus. Jadi awal pertemuan kami berdua memang tidak ada kesan yang berarti karena saya belum melihatnya secara jelas. Saya melihatnya jelas pertama kali adalah pada saat sedang diadakan buka puasa bersama, saat sedang meminta data mahasiswa baru untuk tugas kami. Dan kebetulan waktu itu dia yang belum saya minta datanya.
Ketika melihat dia pertama kali hal yang paling berkesan menurut saya tentang dia adalah hidungnya yang kurang maju, ditutupi dengan pipinya yang sedikit tembem bak roti boy. Dan kulitnya yang putih udah kaya tape singkong baru ditepungin, putih banget deh. Semula saya tidak berniat menjadikannya pacar, cuman
karena udah kepepet cinta, sayapun akhirnya mengajukan diri buat jadi sekuriti - sekuritian. Dan diapun akhirnya meneken kontrak yang saya ajukan, walau harus menunggu 1 minggu untuk mendapatkan jawabannya, tapi ya sudahlah, sudah terlanjur. Kami jadi tanggal 10 Oktober 2009. Masa - masa pertama kami sangatlah indah. Namanya juga baru jadian, tahu sendirilah rasanya.

        Setelah jadi kenyataannya justru berbalik, bukan saya yang menjaga dia malah dia yang ngejaga saya yang udah kaya hewan mau punah gitu ketat banget dah, sampai pusing mau gimana - gimana.
Yah tapi itulah rahasia keawetan kami hingga 2 tahun terakhir ini, kami berhasil melewati semua masalah kami dengan saling menjaga satu sama lain walaupun dia lebih unggul dalam menjaga saya. Hingga saya sendiri takut buat kehilangan dia. Terima kasih Bu sekuriti atas dedikasimu selama ini saya akan menyayangi kamu semaksimal mungkin dan saya akan mencintai kamu sebaik mungkin setelah cinta saya kepada Tuhan saya semakin baik dan saya mampu membawa kamu ke arah tujuan akhir pelabuhan cinta kita, yakni pelabuhan Tanjung priuk. :D I O U... :*

Semarang, 11 November 2011
Ditulis atas dasar dedikasi pendampingku selama ini, karena saya sayang dia.
Dari tukang mie telor kepada sang pembeli.

Jawaban Di Tengah Perubahan

Sejenak ku terdiam dalam keheningan
Angin pagi yang datang menjelang
Menyambutku sedang menikmati secangkir semangat
Melihat sekeliling
hanya kekosongan yang menyapa


Tersadar
Keterbelakangan bukan pada mental
Maupun fisik

Memilih berjalan
Mencari secercah harapan
Berharap datangnya sebuah perubahan
Hingga semua itu membawaku pada sebuah jalan tanpa arah

Tanpa tujuan
Tanpa teman di samping
Berjalan lurus dan terus mencari
Dengan sejumlah pertanyaan di dalam kepala
"Kapan semua ini akan berujung?"
"Kepada siapa aku harus mengadu?"

Tuhan tahu semua jawaban itu
Hanya aku yang tak tahu,
Kepada siapa Dia memberikan jawaban itu
Hingga aku harus terus berjalan
Menanti akan datangnya seseorang yang memberikan jawaban
Agar aku dapat berhenti sejenak
Untuk kemudian dapat kembali berjalan

Semarang, 11November 2011
Aku yang kini terus berjalan, Menanti sebuah perubahan pada sebuah sistem yang salah dan menanti jawaban atas semua pertanyaanku

Selasa, 01 November 2011

Melati Putih

Harum semerbakmu menghiasi taman bungaku....
Warna putih itu begitu cerah...
Elok bentukmu membuatku ingin memetiknya...

Pagi datang menjelang...
Mentaripun memberikan cahayanya padamu melati putih...
Membuatmu semakin indah...
Semakin cerah...
Dan membuat taman bunga semakin terlihat subur...

Namun, keindahan itu hanya bersifat sementara...
Musim silih berganti...
Membuatmu harus mengikuti tuntutan alam...
Kaupun akhirnya gugur...
Mati dan layu...
Jatuh ketanah tanpa bisa ke tangkai kembali...
Sedih karena harus kehilangan, namun senang menunggu datangnya sang penerus...

Dan ketika musim subur itu tiba...
Melati putih baru itupun tumbuh...
Menggantikan kekosongan tempatmu...
Menggantikan kerusakan sebelumnya, dengan keindahan saat ini...
Walau melati putih ini berbeda...
Namun impian dan harapannya bersatu dengan pendahulu...
Menghiasi Kekosongan...
Kehampaan...
Dan menghidupkan harapan yang telah mati...
Bagi kehidupan yang ada...

Untukmu yang memberikan perubahan...
Melati putih...

Selasa, 01 November 2011
Tersadar akan sesuatu yang telah mati...

Hari Kelabu Chap. 6

        Hari ini tepat hari selasa, tepat di mana saya sedang mengikuti ujian tengah semester. Mata kuliah yang diujikan hari ini memberikan nuansa tersendiri, karena saya belum memahami semua materi yang diberikan dengan baik. Kekurangan pemahaman saya terhadap mata kuliah tertentu, terkadang menjadi senjata yang sangat kuat hingga dapat menjatuhkan hampir sebagian mental, semangat dan harapanku. Tapi saya tidak menyerah begitu saja, karena ini hanyalah setitik masalah di dalam sebuah bejana yang cukup besar. Dan sayapun menyanggupi untuk terus memahaminya dengan sisa semangat yang ada serta harapan yang kecil. Walaupun pada akhirnya saya "mengalah" pada waktu yang terbatas, dan harus menjawab seadanya tanpa tahu itu benar atau salah. Bukan pasrah atau menyerah pada keadaan, hanya kurang pemahaman yang mengharuskan saya mengalah. Lain halnya dengan kalah, karena saya tidak melarikan diri dari kewajiban serta dengan perlengkapan yang lengkap dan tepat.

        Ujianpun berakhir, dengan diakhiri wajah suram para pecinta ujian (di dalamnya termasuk saya) dan wajah kesal para pengawas ujian. Itu semua disebabkan karena pecinta ujian berusaha mengerjakannya soal mereka dengan cara bekerja sama dan gagal serta ketahuan oleh pengawas. (Walau bekerja sama itu bagus, ada kalanya bekerja sama itu difatwakan haram oleh para petinggi - petinggi kampus. Seperti saat ujian, melakukan kejahatan, dan kelakuan buruk lainnya yang suka dilakukan dengan berjamaah.) Bagi mereka para pecinta ujian, selama kesempatan itu ada dan sulit diketahui oleh pengawas tak ada salahnya untuk bekerja sama.

        Setelah semua kegiatan itu, sayapun menghubungi ayah yang rupanya sedang dalam perjalanan dengan nadanya yang sedikit sibuk. Sebentar berbicara, rasa penasaran sayapun terjawab dengan berita duka yang saya terima. Sesepuh tertua dari keluarga ibu saya sudah menutup usia. Nenek saya akhirnya dipanggil oleh Sang Maha Pencipta. Akhirnya ALLAH SWT menjawab doa saya dan keluarga untuk memberikan yang terbaik bagi nenek saya, yang telah hidup sekian lama dengan penyakitnya yang terus menggrogoti tubuhnya diusia rentanya. Firasat kelabu itu kini terjawab sudah, dan saya sekeluargapun harus ikhlas melepas serta merelakan semuanya. Dari dunia ini kami hanya bisa berharap, semoga ALLAH memberikan tempat yang layak di sisi-NYA. (Amin Ya RABB)

Selasa, 01 November 2011
Awal bulan ini menjadi saksi akan kepergianmu Mbah. Maafkan saya jika selama hidup Mbah saya sering menyusahkan. Saya selalu merindukanmu di sini, walau saya tak datang dihari pemakamanmu.